SOLOPOS.COM - PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP atau WMP) melalui anak usahanya PT Pasir Tengah dan PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU atau WMU) menerapkan kemamputelusuran hingga ke RPH (Rumah Potong Hewan). (Istimewa/WMPP)

Solopos.com, SOLO—PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) optimistis industri pangan akan terus berkembang ke depan. Terlebih dengan adanya pertambahan penduduk dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di Indonesia.

Pada sesi public expose, Chief Operation Officer (COO) WMPP, Mega Nurfitriyana, mengatakan tahun 2023 merupakan tahun yang cukup menantang bagi industri cattle (ternak) dan poultry (unggas) di Tanah Air.

Promosi Telkom Dukung Startup untuk Berkontribusi dalam Pengembangan IKN

“Namun tentunya industri ini akan terus tumbuh dengan adanya pertumbuhan populasi di Indonesia dan adanya perbaikan kualitas hidup masyarakat,” kata dia, Kamis (27/4/2024).

Pada 2023, pendapatan perusahaan tersebut mengalami penurunan. Tercatat pendapatan di 2023  sebesar Rp907 miliar, sedangkan pada 2022 sekitar Rp4,2 triliun.

Disebutkan, penurunan didorong oleh dampak PMK yang berkelanjutan serta adanya penurunan harga jual ayam karkas dan kenaikan bahan baku pakan ayam. Tiga kontributor pendapatan terbesar pada 2023 ada dari lini bisnis cattle (41%), poultry (30%) dan meat (19%).

Dampak wabah dan harga jual karkas yang menurun berdampak pada profit perusahaan. Di mana, net profit pada 2023 dibukukan negatif Rp881 milar dan EBIDA dibukukan negatif Rp528 miliar.

Namun dengan melihat prospek pasar, ada sejumlah kesempatan yang terbuka di bisnis peternakan dalam negeri. Dia mengatakan dari sisi supply dan demand daging sapi, sejak 2018 hingga 2023 mengalami defisit.

Di mana pada 2023, defisit tersebut menjadi lebih besar sekitar 33%. Menurutnya, hal itu dikarenakan produksi daging sapi di Indonesia yang tidak bisa mengikuti pertumbuhan konsumsi. Rata-rata, pertumbuhan produksi di Indonesia cukup rendah dibanding konsumsinya.

Diperkirakan hingga 7 tahun ke depan atau sampai dengan 2030, konsumsi daging sapi di Indonesia akan terus tumbuh sekitar 3% per tahunnya, sementara produksinya hanya akan tumbuh sekitar 0,3% per tahun.

“Ini akan menjadikan defisit di Indonesia semakin tinggi dan menjadi kesempatan untuk perusahaan menciptakan lapangan kerja atau bisnis untuk pengadaan daging sapi, importasi live cattle, frozen atau chilled beef,” kata dia.

Sementara konsumsi unggas di Indonesia juga akan terus tumbuh hingga dua tahun ke depan sekitar 3,6% per tahun. Namun masih ada surplus dari sisi supply di Indonesia. Menurutnya hal ini menunjukkan adanya kesempatan bagi pasar Indonesia.

“Jadi, bisnis pangan di Indonesia ini cenderung masih menarik karena dari tahun ke tahun hingga 5 tahun ke depan akan ada pertumbuhan konsumsi pangan sekitar 1,5%, yang mayoritas didukung oleh industri beef, poultry, dan telur,” lanjut dia.

Dia menyebut konsumsi daging sapi akan tumbuh sekitar 1,7% per tahun, unggas 2,2% per tahun, dan telur 3,0% per tahun. Menurutnya pertumbuhan tersebut akan didukung dengan pertumbuhan populasi, pertumbuhan GDB per kapita dan adanya program pemerintah untuk pengadaan pangan yang akan menambah permintaan.

Sementara itu Presiden Direktur WMPP, Tumiyono, mengatakan peningkatan defisit yang masih akan terjadi menjadi kesempatan bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan akan menyambutnya dengan mengupayakan peningkatan produksi dan peningkatan utilitas aset.

“Industri ini ke depan relatif menjanjikan, Sebab sektor pangan adalah sektor yang digeluti oleh 60% total populasi nasional, sehingga industri ini akan tetap tumbuh ke depan karena pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” kata dia.

Dia memastikan WMPP akan tetap fokus di bidangnya untuk mendukung kebutuhan protein nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya