Solopos.com, SOLO–Masih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih bingung untuk mendaftarkan produk mereka agar memperoleh sertifikat halal. Padahal, label halal dianggap bisa menambah kepercayaan konsumen dan memperluas pemasaran produk UMKM.
Hal ini mengacu pada data yang dihimpun Solopos.com berdasarkan rekap pendaftaran workshop bertajuk Sertifikat Halal, Langkah Mudah, Benefit Melimpah yang digelar Diplomat Success Challenge (DSC) dan Solopos Media Group. Workshop tersebut akan digelar Kamis (27/6/2024) mulai pukul 09.00 WIB melalui platform Zoom.
Promosi Tingkatkan Konektivitas Data Center, Telin dan SingTel Kembangkan SKKL
Sejumlah pelaku UMKM mengaku belum mengetahui cara dan prosedur pengurusan sertifikat halal, terutama yang mempunyai produk berbahan dasar daging. Ada juga yang terkendala biaya serta kehabisan kuota yang sediakan dari pemerintah setempat.
Seperti diungkapkan pelaku UMKM asal Banjarsari Solo, Tien Mujiati. Wanita yang memiliki beberapa variasi produk kuliner tersebut mengikuti workshop ini karena ingin semua produknya tersertifikasi halal.
Saat ini, Tien sudah memiliki nomor induk berusaha (NIB) dan izin pangan industri rumah tangga (PIRT). Tien mengaku dengan sertifikat halal bisa memperluas pangsa pasar produk yang dia produksi.
Melalui workshop ini, dia juga mengaku tertarik untuk mengikuti kompetisi. Senada dengan Tien, pemilik Shanum Snack Box, Tarri Sugiyono, mengaku belum pernah mengajukan sertifikasi halal.
Dengan mengikuti workshop ini, Tarri ingin mendapatkan bekal untuk mengembangkan produknya. Dia tertarik dengan mentoring atau coaching yang berkaitan dengan aspek kewirausahaan.
Pemerintah telah mengatur kewajiban sertifikasi halal bagi produsen makanan dan minuman serta pelaku usaha mikro kecil dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal.
Pasal 140 aturan tersebut mengatur terkait tahapan kewajiban bersertifikat halal bagi produk makanan, minuman, hasil sembelihan, dan jasa penyembelihan yang sedianya dimulai dari 17 Oktober 2019 hingga 17 Oktober 2024.
Namun, pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal produk makanan dan minuman UMK ditunda. Tenggat kewajiban sertifikasi yang mulanya ditetapkan pada 18 Oktober 2024 mundur menjadi Oktober 2026.
Dengan penundaan ini, pelaku UMK diberi kesempatan untuk mengurus NIB dan mengajukan sertifikasi halal sampai Oktober 2026.
Permasalahan para pelaku UMKM itu bakal dikupas tuntas dalam workshop hasil kolaborasi DSC dan Solopos Media Group. Program ini mengajak UMKM dari berbagai sektor untuk mengikuti workshop tersebut.
Program Inkubasi Bisnis
Program ini akan menghadirkan narasumber dan fasilitator dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika MUI (LPPOM MUI).
Workshop ini bakal menguraikan bagaimana UMKM berpeluang untuk submit dalam program DSC Season 15. Bagi UMKM/entrepreneur yang berminat mengikuti sesi ini, bisa mendaftar pada link berikut ini: https://bit.ly/PendaftaranWorkshopOnline_SertifikatHalal.
Program inkubasi bisnis ini terus konsisten melahirkan entrepreneur andal dan selaras dengan perkembangan zaman.
Di event ini UMKM dan entrepreneur tidak sekadar berkompetisi namun juga membangun jaringan dan belajar mengembangkan bisnis.
Aktivasi ini digelar bukan hanya sebagai jalan bagi mereka untuk bisa berpeluang masuk dalam ekosistem DSC Season 15, namun juga menjadi campaign dan kontribusi Solopos Media Group bersama DSC untuk mengembangkan UMKM.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
