SOLOPOS.COM - Ilustrasi jual beli saham. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berpeluang reli pada perdagangan Rabu (5/6/2024), setelah parkir di zona hijau pada sesi sebelumnya.

Seiring hal tersebut, Tim Analis Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham JSMR, ASSA dan SMRA. Tim Analis Phintraco Sekuritas mengatakan IHSG melanjutkan rebound pada perdagangan Selasa (4/6/2024).

Promosi Perluas Akses Kehidupan Desa, Telkom Rekonstruksi Jembatan Gantung di Sukabumi

Secara teknikal, indikator MACD menunjukkan penyempitan negative slope dan Stochastic RSI berada di area oversold. Hal ini mengindikasikan potensi IHSG untuk menguji kembali level 7.150.

“Level resistance IHSG di angka 7.150, sedangkan level pivot adalah 7.080 dan level support di angka 7.000,” ujar Valdy dalam riset, dikutip Bisnis, Selasa (4/6/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, sentimen yang mempengaruhi IHSG, dari regional, pasar menantikan rilis data dari China yang menunjukkan indikasi pemulihan di sektor jasa.

“Saham-saham top picks di Rabu [5/6/2024] meliputi JSMR, ASSA, SMRA, INTP, SMGR dan PNLF,” ujar Phintraco Sekuritas.

Di sisi lain, penundaan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed atas pemangkasan suku bunga membuat dolar menguat, yang akhirnya memberi dampak terhadap kinerja pasar saham Indonesia. Lantas, seperti apa prospeknya?

Chief Investment Officer Southeast Asia dan India for Global Private Banking and Wealth at HSBC James Cheo menyematkan rating netral kepada saham-saham Indonesia, termasuk emiten perbankan. Menurutnya, secara jangka pendek setidaknya dalam lima hingga enam bulan ke depan, pasar saham Indonesia kemungkinan akan stagnan atau mengalami fluktuasi kecil, mengingat situasi eksternal yang tidak menentu.

“Namun, situasi domestik sebenarnya cukup baik. Konsumsi masih sangat kuat, kelas menengahnya pun sangat berpengaruh,” ujarnya dalam Media Briefing HSBC Global Banking Investment Outlook Q3 2024, Selasa (4/6/2024) seperti dilansir Bisnis.

Meski demikian, dia menilai pada semester kedua tahun ini di Indonesia akan terjadi peningkatan investasi, terutama pada penanaman modal atau investasi langsung dari pihak asing (Foreign Direct Investment/FDI).

“Pertumbuhan kredit juga akan mulai meningkat dan akan terus menjadi sangat kuat. Dan tentu saja, ketika ada jalur kebijakan yang lebih jelas, kita akan melihat stimulus fiskal yang lebih kuat,” ujarnya.

Dia pun menyebut, pertumbuhan kredit dalam negeri cukup kuat, yang bakal membuat Indonesia dapat dengan mudah mencapai PDB pada level 5,2%. Adapun, kata James, moncernya pertumbuhan kredit perbankan RI, tercermin pada semester I/2024, di mana pesta demokrasi dan beragam perayaan kian menopang pertumbuhan permintaan kredit.

“Kita terus memantau situasi ini, dan diharapkan akan ada pengumuman terkait belanja infrastruktur yang akan memberikan dampak positif, bukan hanya untuk tahun 2024, tetapi mungkin juga untuk tahun 2025,” ucapnya.

Lebih lajut, dia menyebut sejauh ini ekonomi dan pertumbuhan pendapatan di Asia terus melampaui rata-rata global.

“Kami terus mempertahankan posisi overweight di Jepang, India, dan Korea Selatan, yang memiliki peluang terbaik untuk pertumbuhan struktural di Asia,” ujarnya.

Sementara itu, di China dan Hong Kong, saham-saham berkualitas dengan valuasi rendah mendapatkan peluang taktis berkat stimulus kebijakan dan reformasi pasar saham.

Pihaknya turut mempertahankan sikap bullish terhadap saham-saham India, karena adanya dukungan diversifikasi dari rantai pasok global, demografi penduduk berusia muda, lonjakan investasi dan peningkatan di sektor manufaktur. Terakhir, dia menyebut adanya peluang penghasilan menarik dari obligasi investment grade di Asia, sehubungan dengan harapan bahwa berbagai bank sentral di Asia mulai akan memangkas suku bunga pada semester kedua tahun 2024.

Sebelumnya,  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (4/6/2024) sore, ditutup menguat dipimpin oleh saham- saham sektor barang konsumen nonprimer.

IHSG ditutup menguat 63,12 poin atau 0,90 persen ke posisi 7.099,31. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,51 poin atau 0,85 persen ke posisi 895,79.

“Sektor manufaktur memang sedang mengalami pukulan keras dari kenaikan suku bunga, yang di maksudkan untuk mengendalikan inflasi,” sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Sub-Indeks Manufacturing New Orders turun ke level 45.4, atau terendah dalam setahun terakhir dari level 49,1 pada April 2024 dan jauh di bawah estimasi pasar sebesar 49,4, sedangkan Sub-Indeks Manufacturing Prices Paid turun ke level 57,0 dari sebelumnya level 60,9, atau berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 60,0.

Selain itu, data Construction Spending memperlihatkan belanja konstruksi di Amerika Serikat (AS) turun 0,1 persen month to month (mtm) pada April 2024, menyusul penurunan sebesar 0.2 persen (mtm) pada bulan sebelumnya dan bertolak belakang dengan ekspektasi pasar yang naik 0,2 persen.

Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) juga bergerak turun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun anjlok sekitar 11 basis poin (bps) menjadi 4,40 persen, atau terendah dalam dua pekan.

Sementara itu, yield US Treasury Note bertenor 2 Tahun turun hampir 8 bps menjadi 4.81 persen karena investor memperdebatkan arah pergerakan suku bunga.



Para pelaku pasar melihat 59 persen peluang bank sentral AS The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan pada September 2024, atau naik dari 53 persen sebelum rilis data ISM Manufacturing Index.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang konsumen non primer sebesar 1,23 persen, diikuti sektor properti dan sektor infrastruktur yang naik masing-masing sebesar 1,04 persen dan 1,01 persen.

Sedangkan empat sektor terkoreksi yaitu sektor energi turun paling dalam minus 1,39 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor industri yang masing-masing minus 1,05 persen dan minus 0,57 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ZYRX, PEVE, AMMN, BULL dan NICL. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni SURI, BHAT, FREN, MBMA dan MHKI.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.072.737 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,42 miliar lembar saham senilai Rp12,34 triliun. Sebanyak 291 saham naik, 273 saham menurun, dan 214 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya